Kamis, 08 Desember 2016

GOOGLE DOODLE (DECEMBER 4, 2016)



GOOGLE DOODLES (DECEMBER  2016)

DECEMBER 4

4 December 2016 Google Doodle Merayakan The 132th Anniversary Of Dewi Sartika’s Birthday
 
Google sebagai mesin pencari terbesar di dunia kembali memberikan apresiasi kepada salah satu tokoh di Indonesia dimana pada hari Minggu ini, 4 Desember 2016. Google memperingati hari lahir Dewi Sartika yang ke 132. Pada halaman utama Google, nampak sebuah Doodle seorang wanita yang sedang mengajar di sebuah kelas yang berisi 6 anak perempuan di depan papan tulis yang sedang menulis tulisan Google dimana seorang perempuan dewasa disampingnya berdiri yang merupakan gambar dari Dewi Sartika.

Dijadikannya Dewi Sartika sebagai Doodle oleh Google sebagai bentuk peringatan hari kelahirannya yang ke-132 tahun, yakni sebagai bentuk penghormatan bagisang perintis pendidikan.  Dewi Sartika berperan besar bagi pendidikan kaum perempuan. Pemerintah mengakuinya sebagai pahlawan nasional pada era Soekarno.

Raden Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884. Ia dilahirkan di Kota Kembang, Bandung dan meninggal pada tahun 1947, sekitar 62 tahun yang lalu.

Dikutip dari Wikipedia, Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Ayu Rajapermas dengan Raden Somanagara. Keduanya pernah menjadi patih di Kota Bandung, Jawa Barat. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda. Setelah ayahnya wafat, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya (kakak ibunya) yang menjadi patih di Cicalengka. Oleh pamannya itu, ia mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda, sementara wawasan kebudayaan Barat didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda.

Sejak kecil, Dewi Sartika sudah memberikan pelajaran kepada anak-anak pembantu kepatihan di belakang gedung kepatihan dengan alat seadanya berupa papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting.

Menginjak usia remaja, Dewi Sartika kembali kepada ibunya di Bandung. Keinginannya untuk mewujudkan sekolah untuk kaun perempuan semakin menguat setelah mendapat dukungan dari pamannya, Bupati Martanagara. Dengan segala keyakinan, akhirnya Dewi Sartika bisa mendirikan sekolah untuk kaum perempuan.
 
Pada tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, dari pernikahannya itu ia memiliki putra bernama R. Atot, yang merupakan Ketua Umum BIVB, sebuah klub sepak bola yang merupakan cikal bakal dari Persib Bandung.

Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia Belanda. Untuk mengajar, Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Selang beberapa tahun kemudian, banyak sekolah perempuan berdiri di tanah pasundan yang menjadi tonggak pendidikan bagi kaum perempuan mas itu.

Sakola Istri yang didirikan Dewi Sartika sempat berubah nama menjadi Sakola Kautamaan Istri. Adapun sekarang menjadi Sekolah Dewi Sartika

Dewi Sartika juga menulis sebuah buku berjudul “Kaoetamaan Istri”. Buku tersebut ditulis sebagai bahan bacaan bagi anak sekolah dan juga orang tua.

Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung.





 

0 komentar:

Posting Komentar