GOOGLE DOODLES (MAY 2016)
JUNE 9
9 Juni 2016 Google Doodle Merayakan The
Halaman
utama Google hari Kamis (9/6/2016), menampilkan
animasi berbagai jenis burung dan seorang wanita yang meneropong dari kejauhan.
Sang wanita adalah Phoebe Snetsinger.
Google Doodle hari ini dipersembahkan untuk memperingati ulang tahun Phoebe
Snetsinger yang ke-85.
Lalu apa istimewanya Phoebe Snetsinger hingga menjadi tema Google Doodle hari
ini? Ternyata ia merupakan seorang pengamat burung asal Amerika Serikat yang
memecahkan rekor dunia burung. Phoebe Snetsinger adalah seorang ahli
burung yang biasa disebut birder. Dia terkenal karena berhasil melihat dan
mencatat 8.398 spesies burung sepanjang hidupnya. Angka tersebut adalah yang tertinggi saat itu
di dunia.
Menurut
American Birding Association, saat ini telah ditemukan sekitar 10.000 spesies
burung di dunia. Ini berarti Snetsinger telah melihat sebagian besar spesies
burung pada zamannya.
Disebutkan
bahwa Phoebe Snetsinger merupakan pengamat burung paling produktif di dunia.
Sebuah prestasi luar biasa yang dicapai seorang pakar burung. Phoebe Snetsinger
berkeliling dunia, termasuk Indonesia untuk mengklasifikasikan jenis-jenis
burung yang ada di dunia.
Selain
berbicara tentang fakta Phoebe Snetsinger, kami juga akan membahas sekilas
biografi Phoebe Snetsinger. Pakar burung terkenal ini lahir pada 9 Juni 1931 di
Lake Zurich, Illionis, Amerika Serikat. Snetsinger memperoleh gelar master di
negara Jerman bersama suaminya.
Dia telah meninggal pada 23 November 1999 di
Madagaskar lalu di usia 68 tahun.
Phoebe
Snetsinger merupakan putri dari orang paling berpengaruh di dunia periklanan,
Leo Burnett. Dia mendapatkan sejumlah kecil kekayaan dari ayahnya ini, yang
kemudian dipakai untuk membiayai perjalanannya mengamati burung ke beberapa
lokasi di dunia.
Ketertarikan
Snetsinger terhadap burung mulai tumbuh dari jenis burung blackburnian warbler (Setophaga fusca), saat ia berusia 34 tahun
pada 1965.
Namun,
minat tersebut baru mulai ditekuni setelah dokter mendiagnosanya mengalami
kanker kulit akut pada 1981. Mengetahui kondisinya yang sakit dan waktu yang
tinggal sedikit, Snetsinger mengambil keputusan untuk keliling dunia dan
mengamati burung.
Perjalanan
pertamanya setelah diagnosa tersebut adalah menuju ke Alaska. Selanjutnya,
Phoebe Snetsinger juga mengamati dan mendokumentasikan berbagai spesies burung
ke seluruh penjuru dunia, bahkan hingga tempat-tempat terpencil dan berbahaya.
Beberapa
jenis burung terkenal yang berhasil ditemukan adalah Blackburnian Warbler dan
Red-Shouldered Vanga. Meskipun masih banyak burung yang telah ditemukan di
beberapa negara Afrika, serta sejumlah burung terkenal di Indonesia. Sebut saja
burung kenari, burung pleci, burung kacer, burung murai, dll.
Seperti dilansir KompasTekno dari The Independent, dalam salah satu perjalanan berdurasi tiga pekan di Kenya, Phoebe Snetsinger berhasil melihat dan mendokumentasikan 500 spesies burung.
Dalam perjalanan yang lain, wanita tangguh ini mesti berhadapan dengan kecelakaan kapal dan gempa bumi.
Ada juga kejadian mengerikan ketika mendokumentasikan burung di Papua Nugini. Pemandu perjalanannya dipukuli dan dia diperkosa oleh lima orang.
Perjalanan terakhirnya adalah di Madagaskar, pada November 1999. Di pulau ini Phoebe Snetsinger berhasil mendokumentasikan burung Helmet Vanga yang sangat langka. Setelah dokumentasi tersebut, dia mengalami kecelakaan fatal, mobil yang ia tumpangi terbalik di tahun 1999 dan menewaskan dirinya.
Jejak perjalanan Snetsinger untuk meneliti burung tidak terhenti meskipun
dirinya telah wafat. Semengatnya diteruskan oleh anaknya, Thomas J. Snetsinger,
yang juga seorang peneliti burung di Amerika Serikat. Thomas mengkhususkan
penelitian burung yang terancam hidupnya di Hawaii.Seperti dilansir KompasTekno dari The Independent, dalam salah satu perjalanan berdurasi tiga pekan di Kenya, Phoebe Snetsinger berhasil melihat dan mendokumentasikan 500 spesies burung.
Dalam perjalanan yang lain, wanita tangguh ini mesti berhadapan dengan kecelakaan kapal dan gempa bumi.
Ada juga kejadian mengerikan ketika mendokumentasikan burung di Papua Nugini. Pemandu perjalanannya dipukuli dan dia diperkosa oleh lima orang.
Perjalanan terakhirnya adalah di Madagaskar, pada November 1999. Di pulau ini Phoebe Snetsinger berhasil mendokumentasikan burung Helmet Vanga yang sangat langka. Setelah dokumentasi tersebut, dia mengalami kecelakaan fatal, mobil yang ia tumpangi terbalik di tahun 1999 dan menewaskan dirinya.
Phoebe Snetsinger meninggalkan sebuah memoar berjudul Birding on Borrowed Time. Buku tersebut diterbitkan pada 2003 lalu oleh American Birding Association.
0 komentar:
Posting Komentar